Struktur Sel dan Fungsinya
Sel memiliki bagian-bagian dan organel-organel yang berbeda bentuk, ukuran, struktur, dan fungsinya. Untuk mengkaji komponen organel sel dan fungsinya, ahli sitologi menggunakan pendekatan biokimiawi yang disebut fraksionasi sel, untuk mengisolasi komponen-komponen sel yang ukurannya berbeda.
Gambar 1. Struktur Sel Eukariotik Hewan |
Gambar 2. Struktur Sel Eukariotik Tumbuhan |
Komponen-komponen sel
atau organel-organel yang terdapat di dalam sel eukariotik, yaitu membran sel
(membran plasma sel), nukleus (inti sel), sitoplasma, ribosom, retikulum
endoplasma, badan Golgi, lisosom, peroksisom, glioksisom, mitokondria,
plastida, vakuola, sentrosom dan sentriol, sitoskeleton, serta dinding sel
1. MEMBRAN SEL (Membran Plasma)
Membran sel merupakan
lapisan tipis dengan ketebalan sekitar 8 nm, yang membatasi isi sel dengan
lingkungan di sekitarnya. Membran sel bersifat selektif permeabel atau semipermeabel
karena hanya dapat dilewati oleh ion, molekul, dan senyawa-senyawa tertentu.
Pada sel hewan dan manusia, membran sel terletak di bagian terluar, sedangkan
pada tumbuhan membran sel dikelilingi dinding sel. Membran plasma tersusun dari
bahan lipid (fosfolipid), protein, dan
karbohidrat.
Model struktur membran sel dikemukakan oleh J. Singer dan G. Nicolson pada tahun 1972, yang disebut model mosaik fluida. Model mosaik fluida menyatakan bahwa membran plasma bersifat dinamis karena molekul lipid dan protein penyusunnya dapat bergerak seperti zat cair (fluida). Membran plasma terdiri atas dua lapisan (bilayer) fosfolipid, dan pada matriks fluida bilayer fosfolipid tersebut tersebar banyak jenis protein (misalnya pada membran plasma sel darah merah terdapat lebih dari 50 jenis protein). Satu unit fosfolipid terdiri atas:
b. Asam lemak di bagian ekor, yang tersembunyi di dalam membran, dan bersifat hidrofobik atau tidak suka air.
Berdasarkan letaknya, protein membran dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
b. Protein periferal (ekstrinsik), terikat secara longgar pada permukaan membran atau pada protein integral.
Komposisi lipid dan
protein antara sisi dalam dan sisi luar membran bersifat asimetris (tidak sama). Pada permukaan membran terdapat karbohidrat
berupa oligosakarida. Oligosakarida
terikat secara kovalen dengan lipid yang kemudian disebut glikolipid, sedangkan oligisakarida yang terikat dengan protein
disebut glikoprotein. Keragaman
molekul dan lokasi oligosakarida pada permukaan membran sel berfungsi sebagai
penanda, misalnya golongan darah A, B, AB, dan O memiliki keragaman
oligosakarida pada permukaan sel darah merah (eritrosit).
Fungsi membran sel adalah sebagai berikut :
b. Sebagai pelindung agar isi sel tidak keluar.
c. Sebagai reseptor (menerima rangsangan) dari luar sel.
2. NUKLEUS (Inti Sel)
Merupakan bagian yang
paling penting bagi sel; berdiameter 5 um, diselubungi membran ganda (membran
luar dan dalam) yang dipisahkan oleh ruangan sekitar 20 - 40 nm. Membran inti
tersusun dari bahan lipid dan protein. Di sekeliling inti terdapat pori-pori berdiameter
100 nm untuk mengatur keluar-masuknya makromolekul dari nukleus. Pada bibir
pori, membran dalam dan membran luar tampak menyatu. Di dalam nukleus terdapat nukleoplasma (plasma inti), anak inti (nukleolus), dan materi
genetik berupa benang-benang kromatin. Saat sel akan
membelah, benang benang kromatin memendek dan menebal, yang kemudian disebut
kromosom. Nukleolus (anak inti) berbentuk bola, berwarna pekat, dan menempel
pada kromatin. Jumlah nukleolus bervariasi, dapat berjumlah dua atau lebih, dan
berfungsi untuk menyintesis komponen ribosom.
Gambar 4. Struktur Nukleus (Inti Sel) |
Fungsi nukleus, yaitu:
b. Mengendalikan proses metabolisme sel
c. Menyimpan informasi genetik berupa DNA
d. Tempat penggandaan (replikasi) DNA.
3.SITOPLASMA
Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak di dalam
sel, di luar inti sel dan organel sel. Sitoplasma berbentuk cairan koloid
homogen yang jernih, serta mengandung nutrien, ion-ion, garam, dan molekul
organik. Sitoplasma dapat mengalami perubahan dari fase sol (konsentrasi air
tinggi) ke fase gel (konsentrasi air rendah) atau sebaliknya.
Fungsi sitoplasma, yaitu:
b. Memungkinkan terjadinya pergerakan organel sel oleh aliran sitoplasma
c. Tempat terjadinya reaksi metabolisme sel.
d. Untuk menyimpan molekul-molekul organik (misalnya, karbohidrat, lemak, protein, dan enzim).
4. RIBOSOM
Ribosom berbentuk
butiran kecil dengan diameter sekitar 20 — 22 nm. Pada sel-sel tertentu dengan
laju sintesis protein yang tinggi (misalnya, sel hati), akan memiliki jumlah ribosom yang
sangat banyak hingga mencapai jutaan ribosom.
Ribosom dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
b. Ribosom terikat, menempel pada retikulum endoplasma (RE). Ribosom terikat menyintesis protein yang akan dimasukkan ke dalam membran RE, sekresi protein, serta pembungkusan pada organel tertentu seperti isosom.
Sintesis protein adalah proses pencetakan protein di
dalam sel. Protein merupakan senyawa yang tersusun dari polimer-polimer yang
dihubungkan dengan ikatan peptida. Sifat protein sebagai pengendali dan zat
pembangun makhluk hidup, ditentukan oleh jumlah, jenis, dan urutan asam amino
yang menyusunnya. Jenis dan urutan asam amino ditentukan oleh DNA (deoxyribonucleic acid). Sintesis protein
bertujuan untuk pembentukan sifat struktural, fungsional, serta reproduksi dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan sel. Di dalam tubuh, sintesis protein
bermanfaat untuk menghasilkan hormon, enzim, antibodi, sumber energi, serta
pembentukan dan perbaikan sel-sel atau jaringan tubuh.
5. RETIKULUM ENDOPLASMA (RE)
Retikulum endoplasma
(RE) merupakan membran berbentuk labirin yang berhubungan dengan selubung inti
sel. Retikulum endoplasma meliputi lebih dari separuh total membran di
dalam sel. Retikulum endoplasma tersusun dari jaring-jaring tubula dan
gelembung membran sisterna (Latin, cisterna
= kotak). Retikulum endoplasma dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
· a. Retikulum endoplasma
halus (tidak bergranula), jika permukaannya tidak ditempeli oleh ribosom. RE
halus berperan dalam proses sintesis lipid (fosfolipid dan sterol), metabolisme
karbohidrat dan menetralisir racun. Di dalam sel ovarium, testis, hati, dan
otot, banyak mengandung RE halus.
· b. Retikulum endoplasma
kasar (bergranula), jika permukaannya ditempeli oleh ribosom. RE kasar
berperan membentuk fosfolipid membrannya sendiri dan sintesis protein sekretori
(misalnya glikoproteindan hormon insulin di dalam sel pankreas). Protein
sekretori yang keluar dari RE, dibungkus oleh membran vesikula. Vesikula
tersebut kemudian berpindah ke bagian sel lainnya (misalnya badan Golgi), dan
disebut vesikula transpor.
Gambar 5. Retikulum Endoplasma (RE) |
6. BADAN GOLGI (APARATUS GOLGI)
Badan Golgi ditemukan
pertama kali oleh Cammilio Golgi
pada tahun 1898 di dalam sel-sel kelenjar. Badan Golgi terdiri atas tumpukan
kantong membran pipih sisterna dan vesikula-vesikula. Badan Golgi berperan sebagai
pusat produksi, pergudangan, penyortiran, dan pengiriman produk sel. Materi
dalam vesikula transpor dari RE akan diterima oleh badan Golgi untuk dimodifikasi, disimpan, dan
akhirnya dikirim ke permukaan sel atau untuk tujuan lain. Badan Golgi pada tumbuhan
disebut diktiosom. Sel hewan
memiliki 10 — 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan mengandung ratusan badan
Golgi. Di dalam sel-sel sekretori seperti pada kelenjar pencernaan dan kelenjar
air mata, terdapat badan Golgi dengan jumlah lebih banyak.
Fungsi badan Golgi, yaitu :
b. Membuat makromolekul, seperti polisakarida dan asam hialuronat (zat lengket pada sel-sel hewan).
c. Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim pemecah selubung sel telur.
d. Membentuk membran plasma dari vesikula-vesikula yang dilepaskan.
e. Membentuk dinding sel pada tumbuhan.
7. LISOSOM
Lisosom merupakan
organel kecil berdiameter 0,1-m, berbentuk seperti kantong (vesikel) yang
diselubungi membran tunggal. Lisosom berisi enzim hidrolitik yang mencerna
makromolekul, contohnya enzim nuklease menghidrolisis asam nukleat, enzim
protease menghidrolisis protein, dan enzim lipase yang menghidrolisis lipid.
Lisosom dibuat di RE kasar, kemudian ditransfer dan diproses lebih lanjut di
badan Golgi.
Fungsi lisosom, yaitu:
b. Berperan pada proses fagositosis dengan cara menelan dan mencerna partikel yang lebih kecil, seperti yang dilakukan oleh organisme uniseluler, misalnya Amoeba. Pada manusia, sel makrofag memfagositosis bakteri atau kuman penyakit lainnya.
c. Autofag atau menelan dan mendaur ulang organel yang rusak
d. Autolisis atau perusakan sel sendiri dengan cara membebaskan semua isi lisosom. Autolisis terjadi pada peristiwa hilangnya ekor katak saat metamorfosis.
Penyakit yang timbul akibat kelainan lisosom, yaitu:
b. Tay-Sachs, enzim pencerna lipid inaktif atau hilang, sehingga terjadi penimbunan lipid yang dapat merusak otak.
8. PEROKSISOM
Peroksisom merupakan
organel yang menyerupai kantong berbentuk agak bulat, mengandung butiran
kristal, dan diselubungi membran tunggal. Peroksisom terbentuk dan tumbuh
melalui penggabungan protein dan lipid di dalam sitosol, kemudian setelah
mencapai ukuran tertentu akan membelah untuk memperbanyak diri. Peroksisom
mengandung enzim oksidase dan enzim katalase. Enzim oksidase berfungsi
memindahkan hidrogen dari suatu substrat agar dapat bereaksi dengan oksigen dan
menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) sebagai produk sampingan. Oleh
karena itu, organel tersebut dinamakan peroksisom. Hidrogen peroksida yang
terbentuk bersifat racun, tetapi akan diubah oleh enzim katalase yang juga
dihasilkan oleh peroksisom menjadi air dan oksigen. Pada hewan, peroksisom
banyak ditemukan di dalam sel hati dan ginjal. Pada tumbuhan, peroksisom dapat
ditemukan di dekat kloroplas dan mitokondria pada sel-sel daun.
Fungsi peroksisom,
yaitu :
a. Penghasil enzim oksidase dan katalase.
b. Memecah asam lemak menjadi molekul kecil sebagai bahan bakar untuk
respirasi sel.
c. Di dalam sel hati, peroksisom menetralisir racun !kohol dan senyawa
berbahaya lainnya.
9. GLIOKSISOM
Glioksisom adalah
sejenis peroksisom yang ditemukan pada jaringan penyimpan lemak dari biji
tumbuhan. Glioksisom berfungsi untuk menghasilkan enzim yang dapat mengubah
asam lemak menjadi gula, yang akan digunakan sebagai sumber energi pada saat
biji sedang berkecambah.
10. MITOKONDRIA
Mitokondria merupakan
organel berbentuk silinder dengan panjang 1 — 10 um, dan diselubungi dua
membran (membran luar dan membran dalam). Membran dalam mitokondria
berlekuk-lekuk, disebut krista. Krista memperluas permukaan membran sehingga
dapat meningkatkan produktivitas respirasi sel. Membran dalam membentuk dua
ruangan internal mitokondria, yaitu ruangan sempit intermembran serta ruangan
matriks yang berisi enzim respirasi sel, ribosom, DNA, dan RNA. Mitokondria
disebut organel semiotonom karena
memiliki DNA yang dapat mengatur sintesis protein yang dilakukan oleh ribosom
di dalam organel tersebut. Di dalam suatu sel terdapat satu hingga ribuan
mitokondria, bergantung pada tingkat aktivitas sel tersebut. Mitokondria
berperan dalam respirasi sel atau metabolisme energi di dalam sel yang
dapat menghasilkan ATP.
Gambar 8. Struktur Mitokondria |
11. PLASTIDA
Plastida adalah
organel penyimpan materi yang diselubungi oleh membran ganda. Antara membran
dalam dan membran luar dipisahkan oleh ruangan sempit intermembran. lastida
hanya terdapat pada sel tumbuhan dan alga (ganggang)
Plastida dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Leukoplas, merupakan plastida yang berwarna putih atau tidak berwarna. Leukoplas terdapat pada sel-sel akar, umbi, dan biji. Berdasarkan jenis materi yang disimpan, leukoplas dibedakan menjadi amiloplas (menyimpan amilum), elaioplas (menyimpan minyak), dan proteoplas (menyimpan protein).
b. Kromoplas, merupakan plastida yang mengandung pigmen selain klorofil (hijau), contohnya fikoeritrin (merah), fikosianin (biru), fikosantin (cokelat), karoten (kuning), dan lain-lain. Kromoplas terdapat pada sel bunga dan buah-buahan yang masak.
c. Kloroplas, merupakan plastida berbentuk seperti lensa, berukuran 2 ym x 5 pm, dan mengandung pigmen hijau (klorofil). Kloroplas terdapat pada sel-sel yang melakukan fotosintesis, misalnya sel daun dan ganggang hijau. Kloroplas merupakan organel semiotonom karena memiliki DNA dan ribosom. Di dalam kloroplas terdapat kantong-kantong pipih yang disebut tilakoid. Tilakoid yang bertumpuk-tumpuk disebut grana. Grana-grana tersebut dihubungkan oleh tubula tipis di antara tilakoid. Di luar tilakoid terdapat cairan yang disebut stroma.
12. VAKUOLA
Vakuola adalah organel berbentuk vesikula besar yang berisi cairan dan diselubungi membran tunggal. Vakuola terbentuk oleh pelipatan membran sel ke arah dalam. Vakuola yang berukuran besar dapat terbentuk karena penggabungan vakuola-vakuola kecil dari retikulum endoplasma (RE) maupun badan Golgi. Vakuola yang terdapat pada organisme bersel satu (misalnya Amoeba dan Paramaecium) dapat dibedakan manjadi 2 jenis, yaitu:
a. Vakuola makanan, yang dibentuk saat fagositosis dan berfungsi untuk mencerna serta mengedarkan hasil pencernaan ke seluruh bagian sel.
Pada sel tumbuhan,
vakuola dibatasi oleh membran tonoplas. Pada umumnya, sel tumbuhan memiliki
satu vakuola sentral yang besar, menempati hingga 80 % dari total ruangan
sel. Vakuola sentral pada sel tumbuhan dapat berfungsi sebagai lisosom. Vakuola
akan berukuran semakin besar seiring dengan bertambahnya umur sel tumbuhan
tersebut.
Vakuola pada sel tumbuhan berfungsi sebagai berikut:
b. Tempat menyimpan pigmen daun, buah, dan bunga (antosianin), misalnya warna merah, kuning, dan ungu
c. Menyimpan senyawa beracun atau aroma tidak sedap. Hal ini dapat melindungi tumbuhan dari gangguan pemangsa. Menyerap air sehingga sel menjadi lebih besar.
d. Tempat pembuangan akumulasi produk sampingan hasil metabolisme yang berbahaya.
13. SENTROSOM dan SENTRIOL
Sentrosom merupakan
organel tempat tumbuhnya mikrotubul yang terletak di dekat nukleus. Di dalam
sentrosom terdapat satu pasang sentriol, tetapi sentrosom pada tumbuhan tidak
memiliki sentriol. Sentriol berbentuk silinder, tersusun dari 9 pasang triplet
mikrotubula. Sentriol dapat bereplikasi dan membentuk benang benang spindel
yang akan mengikat dan menarik kromatid ke arah kutub yang berlawanan pada
anafase saat pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis.
Pembelahan meiosis
berfungsi dalam proses pembentukan sel gamet. Sementara itu, pembelahan mitosis
berfungsi untuk pertumbuhan makhluk hidup, mengganti sel-sel yang rusak, sel
mati, atau sel yang sudah tua. Pembelahan mitosis banyak terjadi pada sel-sel
embrional atau jaringan yang masih muda, seperti pada ujung akar dan ujung
batang.
14. SITOSKELETON
Sitoskeleton merupakan
kerangka sel yang kuat dan lentur, berupa jalinan serabut yang tersebar di
seluruh sitoplasma. Sitoskeleton berfungsi untuk menyokong dan mempertahankan
bentuk sel, serta berperan sebagai tempat tertambatnya beberapa organel sel.
Sitoskeleton dapat dibongkar di suatu bagian sel, kemudian dapat dirakit
kembali di bagian sel lainnya, sehingga menyebabkan perubahan bentuk sel.
Berdasarkan ukurannya, sitoskeleton dibedakan menjadi mikrotubula, filamen
intermediet (filamen antara), dan mikrofilamen (filamen aktin).
a. Mikrotubula
Mikrotubula berbentuk
seperti batang lurus yang berongga, dengan diameter 25 nm dan panjang 200 nm —
25 pm. Mikrotubula terbentuk dari protein globular tubulin.
Fungsi mikrotubula, antara lain :
b. Sebagai jalur pergerakan organel yang memiliki molekul motor, misalnya vesikula sekretori dari badan Golgi bergerak ke membran plasma.
c. Berperan terhadap pemisahan kromosom ke arah kutub yang berlawanan saat pembelahan sel.
b. Mikrofilamen (filamen aktin)
Mikrofilamen atau filamen aktin berbentuk padat dengan diameter 7 nm, yang terdiri atas rantai ganda dari subunit aktin yang terlilit. Aktin merupakan suatu protein globular. Fungsi mikrofilamen, yaitu:
c. Filamen intermediet (filamen antara)
Filamen intermediet adalah serabut protein dengan diameter 8 — 12 nm yang menggulung seperti kabel dan lebih tebal dari mikrofilamen. Filamen intermediet tersusun dari subunit protein yang disebut keratin, dan bersifat lebih permanen. Pungsi filamen intermediet, yaitu :
15. DINDING SEL
Dinding sel memiliki
ketebalan 0,1 pm hingga beberapa mikrometer. Dinding sel terdapat pada sel
tumbuhan, jamur, dan alga (ganggang). Sel tumbuhan muda mula-mula membentuk
dinding sel primer yang lentur dan relatif tipis. Kemudian, di antara
dinding-dinding primer antarsel yang berdekatan membentuk lamela tengah dari pektin atau polisakarida yang bersifat
lengket. Setelah sel tumbuhan dewasa, sel tersebut akan membentuk dinding sel
sekunder dari bahan selulosa yang kaku di antara membran plasma dan dinding
primer. Pada dinding sel terdapat noktah atau bagian dinding yang tidak
menebal, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antarplasma sel yang berbentuk
juluran, disebut plasmodesmata.
a. Melindungi sel.
b. Mempertahankan bentuk sel.
c. Mencegah penyerapan air yang berlebihan.
KLIK DISINI Baca Info Menarik Selanjutnya :)
Komentar
Posting Komentar