LUMINOSITAS, FLUKS & MAGNITUDO BINTANG

        Terang bintang yang terlihat bergantung pada kwantitas cahayanya yang sampai pada permukaan Bumi. Dengan menganggap bahwa bintang bentuknya bola yang meradiasikan jumlah enerji yang sama perdetik ke segala arah, saat-cahaya yang dipancarkan telah menempuh jarak r dari bintang, ia telah tersebar ke seluruh permukaan dari sebuah bola dengan radius r dan luas permukaan 4πr2. Jumlah enerji per detik yang melewati satuan luas permukaan (1 m2) dari bola ini secara tegak lurus disebut fluks (F). Fluks pada jarak r dari sebuah bintang dengan luminositas L sama dengan jumlah total enerji yang dipancarkan per detik (L) dibagi luas daerah pada mana enerji telah tersebar (4πr2). 

F = L / (4πr2) 

        Luminositas Matahari adalah 3,86 X 1026 W, dan harga rata-rata fluks radiasi Matahari yang sampai di Bumi adalah 1,368 Wm-2. Jika Matahari dipindahkan kejarak 10 parsek (3,09 X 1017 m), ketika magnitudo bolometrik semunya menjadi 4,7 fluks Matahari di Bumi akan berkurang menjadi

(3, 86 x 1026) / (4 x (3,09 X1017)2) = 3,2 X 10-10 Wm-2

        Magnitudo skalanya logaritmis, dan perbedaan dalam magnitude semu antara dua bintang (1 dan 2) didefinisikan sebagai

m1 – m2 = -2,5 log (F1/F2)

dimana m1 dan m2 adalah magnitudo semu masing-masing bintang dan F1 dan F2 adalah fluks masing-masing bintang (hubungan yang sama berlaku pada magnitudo optik dan fluks atau pada magnitudo bolometrik dan fluks). Jika terang semu bintang 2 seratus kali lebih besar daripada terang semu bintang 1, maka ratio fluks (F1/F2) = (1/100) = 0,01. Karena log (0,01) = -2,

index m1 – m2 = -2,5 x (-2) = 5,0 dan m1 = m2 + 5,0

Berarti, bintang 1 lima magnitudo lebih lemah daripada bintang 2. Jika bintang 2 terangnya 10.000 kali lebih terang daripada bintang 1 (F1/F2 = 1/10.000 = 0.0001), m1 – m2  akan menjadi 10 magnitudo, dan seterusnya.

Gambar 1. Hukum Kwadrat Terbalik



KLIK DISINI Baca Info Menarik Selanjutnya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GUGUS BINTANG

Pengamatan PENAPIS Hα dan Ca II